Rabu, 28 Oktober 2009

Tranportasi di surabaya

COPAS ahh..dari pada g coret" rumah blogQ yang biasa" ini mendingan coret" yang pingin di coret heheee.. dari pada coret mukamuw.. :p
di kota besar surabaya ada beberapa Kebutuhan transportasi publik di Surabaya yang saat ini masih dibutuhkan oleh masyarakat kota surabaya sebagai berikut :

* Angkutan kota(bemo)
* Bus kota
* Becak (roda tiga)
* Angguna(angkutan serba guna)
* Kereta api Komuter
* Angkutan kota dan angguna alat transportasi yang paling banyak dijumpai karena paling ekonomis dan rute yang dilalui cukup banyak sampai bisa mencapai ke jalan-jalan tikus ( jalan kecil ) :p
* taksi

berikut tempat alamat transportasi di surabaya :

Melalui darat :
TERMINAL BIS
* Terminal Joyoboyo
* Terminal Jembatan merah
* Terminal Purabaya/Bungurasih
* Terminal Bratang
* Terminal Osowilangon

Melalui Laut :
*Pelabuhan Tanjung Perak

Melalui udara :
* Bandar Udara Juanda

Melalui darat :
TERMINAL ANGKUTAN KOTA
* Rungkut YKP
* Balongsari
* Manukan Kulon
* Benowo
* Dukuh Kupang
* Jembatan Merah
* Kenjeran
* Sedayu
* Pegirian
* Tambak Rejo
* Kaliondo
* Petojo
* Sawahan
* Stasiun Wonokromo
* Menanggal
* Darmo Permai

Stasiun Kereta Api

* Surabaya Gubeng
Jl. Gubeng Masjid
Telp. 5022115
* Surabaya Kota / Semut
Jl. Semut Kali
Telp. 5321465
* Surabaya Pasar Turi
Jl. Semarang
Telp. 5345014
* Wonokromo
Jl. Wonokromo
Telp. 8410649

info lengkapx klik ini saJa

suwuuuun..

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 18 Oktober 2009

Indonesia at a Glance

Renowned for its splendid beaches and fabulous island, the biggest archipelago in the world offers so much more. Gastronomically, adventure-wise, Indonesia is the ultimate place to visit when you want to have it all.



This tropical country is known for its hospitality and wide-ranging activities. Hundreds of ethnic groups means diverse languages, cultures, customs and unique dishes. Lies near the equator, all 33 provinces of Indonesia have dry and rainy season. It’s strategically located between Asia and Australia continents, perfect place for a getaway or if you are into expanding your opportunities and horizons, an excellent place for business.

Each part of Indonesia offers its own unique vista and experience. Visit the five main islands of Indonesia, namely Sumatra, Java, Kalimantan (Borneo), Sulawesi (Celebes) and Irian Jaya and you will be charmed with their different scenic landscapes and customs. Bali, in spite of its small size has attracted lots of people for its delightful culture and heavenly shores.


Jakarta is the capital of Indonesia, a center of trade and melting pot of culture. From this city, you will be able to have easy access to most parts of Indonesia.
From the extraordinary to super extraordinary panoramas and activities, Indonesia will be able to delight and amuse each individual. Just make sure to bring along your camera to capture your unforgettable moments!

Fun Facts

Indonesia celebrates its Independence on August 17, 1945 but some of the cities are way older than that. Jakarta, Indonesia’s capital, for instance. Located on the western part of Java island, Jakarta celebrates its birthday on June 22, 1527. It is said that on that day, Demak soldiers under command of Sultan Fatahillah, took over this city from the Portuguese.

The national language is Bahasa Indonesia, however some parts of Indonesia have their own scripts and dialects.

As the capital city of the nation, Jakarta also plays the role as governmental center, business and industrial hub. The city with 660 kilometer width is occupied by about 8 million populations. Now, Jakarta is growing as a metropolitan city that reflects the advancement of the nation economic, politic, social and industry.


thank's to indonesia travel

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 17 Oktober 2009

RANGKAIAN GUNUNG API

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (Pasific Ring of Fire) adalah rangkaian gunung berapi sepanjang 40.000 km mulai dari pantai barat Amerika Selatan, Amerika Utara, Jepang, Filipina, Indonesia dan negara-negara kepulauan di Lautan Pasifik yang membentuk garis seperti tapal kuda mengelilingi Samudera Pasifik. Wilayah ini sering merupakan wilayah yang paling sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi sehingga sering juga disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.




Peta Persebaran Gunung Api di Indonesia
(Sumber: USGS, 1994)

Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang cincin api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatera, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah pegunungan Mid-Atlantic.
Indonesia, yang terletak pada lintasan Cincin Api Pasifik dan sabuk Alpide secara alamiah memiliki kerawanan yang tinggi terharap bencana selain tanah yang subur dan kaya mineral.

Klik di sini untuk melihat Rangkain Gunung Api di Indonesia



[+/-] Selengkapnya...

Geliat Kehidupan Malam di Lokalisasi Dolly


Bagai "Septic Tank" di Rumah Kita

Sejarah prostitusi di Surabaya hampir setua sejarah ibu kota Jawa Timur ini. Pada mulanya, pelacuran ini merebak di kawasan pesisir, lantas merambah daerah pinggiran. Kini, Surabaya dikepung bisnis jasa seks itu.

Prostitusi di Surabaya tumbuh seiring dengan perkembangan kota itu sebagai kota pelabuhan, pangkalan Angkatan Laut, dan tujuan akhir kereta api. Saat penjajahan Belanda pada abad ke-19, Surabaya sudah dikenal dengan kegiatan pelacuran. Catatan resmi sejarah Kota Surabaya menyebutkan, tahun 1864, terdapat 228 pelacur di rumah-rumah bordil di kawasan Bandaran di pinggir Pelabuhan Tanjung Perak.

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1940-an, muncul lokalisasi yang terkenal, yaitu Kembang Jepun. Para pelacur di situ melayani hasrat seks tentara yang mencari hiburan di tengah perang. Setelah kemerdekaan, bisnis seks di kota ini bukannya berhenti, tetapi malah semakin marak.



Saat ini, ada enam kawasan pelacuran besar di Surabaya. Dolly adalah lokalisasi paling terkenal yang tumbuh sejak tahun 1960-an. Bersebelahan dengan Dolly, ada lokalisasi Jarak. Para pelacur dan germo di situ merupakan pindahan dari Jagir, Wonokromo.

”Saat perpindahan itu, muncul sindiran terkenal di tengah rakyat. Bir temu lawak, balon Jagir pindah neng Jarak,” kata Kartono, mantan germo di Jarak.

Kawasan pelacuran besar juga berkembang di bagian utara Surabaya, tepatnya di Bangunsari/ Bangunrejo, Kecamatan Krembangan. Tak jauh dari situ, ada lagi bisnis jasa seks di Kremil. Para pelacur di kedua tempat ini melayani kalangan kelas bawah, terutama para awak kapal dari Tanjung Perak.

Di bagian barat, sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Surabaya, terdapat kompleks pelacuran Moroseneng, di Desa Sememi, Kecamatan Benowo. Berdampingan dengan lokasi ini, tumbuh juga kegiatan pelacuran di Desa Klakah Rejo, Kecamatan Benowo. Kedua kawasan ini biasa digunakan untuk pelesiran kalangan menengah.

Menurut hasil penelitian Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada dan International Labour Organization-International Programme on the Elimination of Child Labour (ILO-IPEC), total PSK yang tercatat di enam kawasan itu sebanyak 8.440 orang. Namun, angka yang sesungguhnya diperkirakan mencapai 12.432 orang.

Jumlah itu belum memperhitungkan praktik prostitusi liar yang berlangsung di beberapa titik, seperti di kompleks makam Kembang Kuning-Sido Kumpul, di kawasan Jalan Diponegoro, atau di kawasan sekitar monumen bambu runcing di Jalan Panglima Sudirman. Apa mau dikata, Kota Surabaya seperti dikepung praktik pelacuran. Wajar saja, jika tahun 1980-an, kota ini sempat diolok-olok sebagai ”kota prostitusi”.

Dolly

Di antara enam kawasan pelacuran itu, Dolly-lah yang menjadi primadona. Saking masyhurnya, sampai-sampai banyak kalangan yang beranggapan, Dolly sudah jadi salah satu ikon Kota Surabaya. Para pelancong belum terasa menginjakkan kaki di kota itu kalau belum mampir ke sana.

Dolly memang punya sejarah unik, lokasi strategis, dan cara menjajakan pelacur yang dramatis. Menurut Tjahjo Purnomo Wijadi, peneliti Lembaga Studi Perubahan Sosial (LSPS), yang pernah meneliti prostitusi Dolly untuk skripsi di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, pada mulanya Dolly hanyalah kawasan pemakaman China di daerah pinggiran kota yang sepi. Tahun 1960-an, makam itu banyak dibongkar untuk dijadikan hunian.

Tahun 1967, seorang mantan pelacur berdarah Jawa-Filipina, Dolly Khavit, mendirikan rumah bordil di Jalan Kupang Timur I. Lantaran dianggap sebagai perintis, Dolly kemudian diabadikan sebagai nama daerah itu. ”Dari hanya beberapa wisma, Dolly lantas berkembang menjadi kawasan pelacuran yang ramai tahun 1980-an,” kata Tjahjo.

Seiring dengan perkembangan zaman, Dolly menjelma sebagai lokalisasi yang strategis di tengah kota dan dikelilingi pemukiman padat. Atraksi penawaran PSK dengan memajang mereka dalam etalase kaca seperti ”ikan dalam akuarium” punya daya tarik tersendiri. Meski tak tampak ada papan nama bertuliskan ”Dolly”, daerah itu menjadi magnet yang menggaet para lelaki penggemar pelesiran.


”Septic tank”

Kenapa prostitusi tumbuh subur di Surabaya? ”Karena Surabaya itu kota besar dan kota pelabuhan. Banyak orang singgah di sini dan itu pasar bagi prostitusi. Artinya, ujung-ujungnya kan soal supply and demand,” kata L Dyson P, Ketua Program Studi S-3 Ilmu-ilmu Sosial di Unair Surabaya.

Fenomena prostitusi menggeliat bersama perkembangan kota. Hampir semua kota di dunia punya kawasan ”lampu merah”. ”Pada kasus Surabaya, germo dan pelacur sangat berperan dalam membuka kawasan baru dan mengembangkannya jadi kota,” kata Dyson menambahkan.

Menurut guru besar Ilmu Sosial Unair, Soetandyo Wignyosoebroto, suka atau tidak suka, pelacuran memang nyata-nyata ada dan hidup bersama masyarakat Surabaya. Kegiatan itu ada karena punya fungsi sosial. ”Prostitusi di kota itu bagaikan septic tank di rumah kita. Fungsinya untuk menampung kotoran atau sampah,” katanya.

Terlepas dari kacamata moral, lokalisasi justru penting untuk mengumpulkan dan mengontrol ”barang najis” di satu kawasan tertentu. Di situ, pemerintah bisa mengawasi persoalan kesehatan, keamanan, narkoba, dan penyebaran HIV/AIDS. Jika lokalisasi ditutup, barang najis itu akan berceceran ke mana-mana dan menjadi semakin sulit dikendalikan.

berita ini saya kutip dari KOMPAS
ilham khoiri & Jimmy S Harianto


[+/-] Selengkapnya...